Beberapa pekan sebelum melahirkan, Maria Ulfa, ibu Hafidz, bermimpi.
Dalam tidurnya, Maria seperti melihat wajah anaknya ketika berusia
kanak-kanak, yang berbeda dengan sebayanya. Mimpi itu menjadi nyata 7
tahun kemudian.
Hafidz (7) lahir di RS Harapan Kita, Jakarta
Barat. Sejak lahir Hafidz sudah menderita kelainan genetik. Beberapa
rumah sakit dan dokter ahli dimintai konsultasi. Namun, tidak kunjung
menemukan kelainan tersebut, sampai akhirnya dokter menyimpulkan Hafidz
menderita 'Allagile Syndrome'.
Saat ini, Hafidz sedang dalam
penanganan intensif tim medis RS Pertamedika Sentul City yang dibangun
atas gagasan Menteri BUMN Dahlan Iskan itu. Kondisi fisiknya dijaga
betul agar siap menjalani operasi transplantasi liver yang akan
berlangsung 24 Februari 2014 mendatang.
Operasi akan dilakukan
tim bedah dari berbagai rumah sakit dan universitas, seperti RS
Pertamedika (RSPP Jakarta), RS Pertamedika Sentul City, RS Dr Soetomo
(Unair, Surabaya), RS Hasan Sadikin (Unpad, bandung) dan RSCM (UI,
Jakarta).
"Operasi ini akan dipimpin Prof Dr Koichi Tanaka, ahli
transplantasi liver terbaik di dunia dari Kyoto University Hospital,"
ujar Astri Wijayanti, Humas RS Pertamedika kepada merdeka.com.
Operasi
Hafidz diperkirakan menghabiskan dana Rp 1,6 miliar. Dana tersebut
berasal dari sumbangan donatur dari berbagai pihak yang disalurkan
melalui RS Pertamedika Sentul City.
Maria Ulfa, ibunda Hafidz
sudah benar-benar pasrah. Dia berserah diri sepenuhnya kepada Allah atas
takdir anak yang sangat dicintainya. Hanya satu harapannya, yakni
anaknya bisa tumbuh normal dan sehat setelah menjalani operasi ganti
hati.
Hafidz akan menerima hati milik Sugeng Kartini, ayah
kandungnya sendiri. Sugeng akan merelakan 25 persen livernya demi
kesembuhan Hafidz, sang buah hati. Benarlah kata pepatah, cinta orang
tua sepanjang jalan.
sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/sugeng-kartini-relakan-25-persen-hati-untuk-putranya-hafidz.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar