Pesawat
turboprop N250 yang dirancang BJ Habibie pada akhir 1990-an gagal
dikembangkan dan sekarang mangkrak di PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Ini lantaran pada saat krisis moneter itu, BUMN yang dulu bernama
Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) tersebut gagal mendapat pendanaan dari Dana Moneter Internasioanl (IMF).
"Ini mangkrak bertahun-tahun, kan waktu itu IMF membuat persyaratan
jika pinjamannya enggak boleh untuk PT DI. Mereka takut kita menjadi
negara maju," ujar Kepala Humas PT DI Rakhendi Triyatna, di Bandung,
kemarin.
Akibatnya, pemerintah gagal mengembangkan pesawat yang bisa menjadi
kebanggaan nasional tersebut. Betapa tidak, pesawat sipil berkapasitas
60-80 penumpang jika berhasil dikembangkan bakal menjadi pesaing ATR,
pesawat terbang buatan Perancis-Italia.
"Tinggal ngurus sertifikat saja sebenarnya, izinnya ke Amerika. Butuh
uang triliunan untuk sertifikat penerbangan itu," jelasnya.
Direktur Komersial dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh
mengungkapkan pihaknya saat ini sudah sulit untuk menghidupkan kembali
N250. Soalnya, pesawat tersebut dinilai sudah tidak mampu bersaing
dengan ATR karena jauh tertinggal.
"Pasar N250 dikuasai ATR 72, saat ini sudah memproduksi 1000 unit. Terus N250 masuk, apakah anda yakin?" katanya.
sumber : http://www.merdeka.com/uang/gara-gara-imf-pesawat-habibie-tak-pernah-mengangkasa.html
Senin, 17 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar